Umumnya, yang kita sebut dengan jagat, sesuai
dengan pengertian leluhur kita adalah Bali. Di Bali karena berkaitan dengan
sejarah yang berusia panjang, pura Kahyangan Jagat digolong-golongkan dengan
beberapa kerangka (konsepsi). Misalnya kerangka Rwa Bineda, kerangka Catur Loka
Pala, Pura Sad Khayangan, Pura Dang Khayangan dan sebagainya
Pura Khayangan Rwa Bhineda
Pura Kahyangan Rwa Bineda adalah konsep pura dengan dua unsur kekuatan berbeda yang berfungsi untuk memotivasikan umat manusia agar mengupayakan kehidupan yang seimbang antara kehidupan mental spiritual dan kehidupan fisik material. Pura yang tergolong pura Rwa Bhineda yaitu Pura Besakih sebagai Pura Purusa untuk meningkatkan kesucian mental spiritual dan Pura Ulun Danu Batur sebagai Pura Pradana untuk memohon kemakmuran.
Pura Khayangan Catur Loka Pala
Konsepsi Catur Loka Pala tak lepas dari konsep ruang yang menitik beratkan kepada esensi keseimbangan unsur semesta dengan merepresentasi arah mata angin. Selain sebagai konsep arsitektur, dalam Padma Bhuwana Tattwa, konsep Catur Loka Pala disebut-sebut sebagai konsep pemujaan terhadap Tuhan.
Konsep ini menitik beratkan tujuan pemujaan Tuhan sebagai pelindung dan menjaga rasa aman (raksanam). Catur Loka Pala merupakan simbolisasi dari empat arah mata angin yang utama seperti :purwa (timur), daksina (selatan), pascima (barat), dan uttara (utara)
Keempat arah ini dimaknai sebagai wujud pelindung alam semesta. Dengan kata lain, perlindungan Ida Sanghyang Widhi dengan segala aspek manifestasiNya tercermin dalam ruang gerak arah mata angin nyatur desa.
Dengan demikian, Catur Loka Pala dalam pengertiannya sebagai empat hal yang menjadi pelindung alam semesta, di Bali diwujudkan dengan simbol empat pura yaitu : Pura Lempuyang, tempat memuja Tuhan di arah timur (purwa), Pura Luhur Batukaru, tempat memuja Tuhan di arah barat (pascima), Pura Andakasa, tempat memuja Tuhandi arah selatan (daksina), Pura Puncak Mangu, tempat memuja Tuhan di arah utara (uttara).
Konsepsi Catur Loka Pala memiliki keterkaitan dengan Cadu sakti. Secara etimologis, Cadu sakti berasal dari kata “cadu” dan “sakti”. “Cadu” berarti empat dan “sakti” berarti kekuatan atau kemahakuasaan.
Jadi Cadu Sakti adalah empat kekuatan atau kemahakuasaan ida sang hyang widhi wasa. Keempat kekuatan atau kemahakuasaan yang dimaksud, yaitu : Prabu sakti : sang hyang widhi bersifat maha kuasa, menguasai jagat, Wibhu sakti : sang hyang widhi bersifat maha ada meresap dan meliputi seluruh jagat, Jnana sakti : sang hyang widhi bersifat maha tau, mengetahui seglaa perbuatan kita, Kriya sakti : sifat sang hyang widhi maha karya, berbuat apa saja yang dikehendaki.
Pura Sad Khayangan
Kahyangan
Jagat yang digolongkan Sad Kahyangan mempunyai landasan dasar berupa landasan filosofis: konsep Sad Winayaka menurut lontar
Dewa Purana Bangsul dan landasan historis: sudah ada sebelum kedatangan Gajah
Mada ke Bali tahun 1343 Masehi.
Berdasarkan landasan ini Sad Kahyangan itu adalah Pura Besakih, Pura Lempuyang Luhur, Pura Goa Lawah, Pura Uluwatu, Pura Batukaru, Pura Pusering Jagat. Karena dasar dari landasan itu ada enam pura, makanya disebut Sad Kahyangan. Jadi, sad itu berarti enam, bukan sekedar nama tanpa arti.
Berdasarkan landasan ini Sad Kahyangan itu adalah Pura Besakih, Pura Lempuyang Luhur, Pura Goa Lawah, Pura Uluwatu, Pura Batukaru, Pura Pusering Jagat. Karena dasar dari landasan itu ada enam pura, makanya disebut Sad Kahyangan. Jadi, sad itu berarti enam, bukan sekedar nama tanpa arti.
Pura Dang Khayangan
Pura Dang Khayangan
merupakan tempat suci untuk memuja perjalanan orang-orang suci seperti Rsi
Markandeya, Mpu Kurutan, Mpu Gana, Mpu Beradah, Mpu Semeru, Danghyang Astapaka Sejarah
berdirinya Pura Dang Khayangan, tidak terlepas dari ajaran Rsi Rna dalam agama
Hindu. Sebagai wujud bakti, umat mendirikan tempat suci untuk memuja beliau.
Pura tersebut didirikan di ashram atau tempat sang Dang Guru melakukan yoga
semadi.
Yang termasuk Pura Dang Khayangan adalah Pura Dasar Bhuana, Pura Silayukti, Pura Candi Agung Gumuk Kancil, Pura Gunung Raung, Pura Bukit Sinunggal, Pura Rambut Siwi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar